Welcome To Forgotenzs!

Sabtu, 18 Juni 2011

Persaingan Ketat Dunia Komunikasi


Hadirnya sejumlah pemain baru di industri komunikasi data seperti AT&T dan broadband wireless access (BWA) dari Grup Bakrie dipercaya akan berimbas pada penurunan tarif akibat kian ketatnya peta persaingan.

Meski menurut Dedi Suherman, Ketua Pokja Teknologi Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI), kondisi ini memang terkesan menguntungkan pelanggan, namun penyedia jaringan tetap harus waspada jika tak mau pelanggan kecewa.

"Buat pelanggan ritel dan korporat tentu menguntungkan karena masing-masing akan memberikan tarif yang kompetitif. Namun kalau kebablasan akan seperti layanan voice dimana kualitas tidak bisa dijamin," ujarnya mengingatkan, kepada detikINET di Jakarta, Kamis (16/6/2011).

Dari analisa Dedi, peta saat ini untuk layanan akses broadband retail di Indonesia sudah masuk kategori highly competitive. "Sebab, semua operator sudah menerapkan tarif unlimited walaupun ada batasan kecepatan vs quota."

"Sementara, kebanyakan operator di dunia sudah balik lagi ke volume based karena begitu besarnya demand data dan tingginya biaya investasi," jelasnya lebih lanjut.

Ia pun menilai, dengan diakuisisinya salah satu perusahaan BWA oleh Bakrie dan masuknya raksasa telekomunikasi global AT&T, peta persaingan baru akan ramai di segmen korporat.

"Untuk Bakrie mereka lebih positioning ke network provider seperti Telkom Infratel untuk corporate segment. Sama seperti halnya AT&T," pungkas Dedi.

Share

Hadirnya sejumlah pemain baru di industri komunikasi data seperti AT&T dan broadband wireless access (BWA) dari Grup Bakrie dipercaya akan berimbas pada penurunan tarif akibat kian ketatnya peta persaingan.
Meski menurut Dedi Suherman, Ketua Pokja Teknologi Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI), kondisi ini memang terkesan menguntungkan pelanggan, namun penyedia jaringan tetap harus waspada jika tak mau pelanggan kecewa.

"Buat pelanggan ritel dan korporat tentu menguntungkan karena masing-masing akan memberikan tarif yang kompetitif. Namun kalau kebablasan akan seperti layanan voice dimana kualitas tidak bisa dijamin," ujarnya mengingatkan, kepada detikINET di Jakarta, Kamis (16/6/2011).

Dari analisa Dedi, peta saat ini untuk layanan akses broadband retail di Indonesia sudah masuk kategori highly competitive. "Sebab, semua operator sudah menerapkan tarif unlimited walaupun ada batasan kecepatan vs quota."

"Sementara, kebanyakan operator di dunia sudah balik lagi ke volume based karena begitu besarnya demand data dan tingginya biaya investasi," jelasnya lebih lanjut.

Ia pun menilai, dengan diakuisisinya salah satu perusahaan BWA oleh Bakrie dan masuknya raksasa telekomunikasi global AT&T, peta persaingan baru akan ramai di segmen korporat.

"Untuk Bakrie mereka lebih positioning ke network provider seperti Telkom Infratel untuk corporate segment. Sama seperti halnya AT&T," pungkas Dedi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar